Posted on: Thursday, November 25, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,08% ke 6.683,277 pada perdagangan Rabu kemarin, dengan berpergerakan yang berfluktuasi. Penguatan IHSG berpeluang berlanjut pada perdagangan Kamis (25/11), melihat pergerakan bursa saham AS (Wall Street) yang cukup kuat meski spekulasi kenaikan suku bunga di AS makin kencang.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing 0,23% dan 0,44%, sementara Dow Jones stagnan. Rilis data ekonomi AS yang bagus Rabu kemarin, dimana belanja konsumen meningkat, klaim tunjangan pengangguran turun dan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang melesat tinggi membuat spekulasi kenaikan suku bunga lebih awal semakin kencang.
Selain itu rilis notula rapat kebijakan moneter The Fed menunjukkan banyak angota dewan yang siap menaikkan suku bunga jika inflasi terus tinggi.
Melihat Wall Street yang masih mampu menguat, pasar sepertinya sudah siap dengan kenaikan suku bunga lebih awal, apalagi jika melihat pertumbuhan ekonomi AS yang kuat.
Pasca rilis data ekonomi kemarin, perangkat GDPNow milik The Fed Atalanta menunjukkan PDB berpeluang tumbuh 8,6% di kuartal IV tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 8,2%.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan sebab IHSG naik tipis kemarin, pasca mengalami koreksi di hari Selasa. Koreksi tersebut terjadi setelah di awal pekan ini membentuk pola Doji memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.
Meski demikian peluang penguatan IHSG terbuka melihat pergerakannya Jumat (19/11) pekan lalu yang membentuk pola White Marubozu.
Suatu candle stick dikatakan membentuk pola White Marubozu ketika harga open sama dengan low dan close sama dengan high.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat, secara psikologis menunjukkan aksi beli mendominasi pasar.
IHSG belum mengakhiri perdagangan di bawah White Marubozu tersebut sehingga masih bisa menopang penguatan IHSG.
Apalagi melihat indikator Stochastic sudah masuk wilayah jenuh jual (oversold), dan masih berada di atas Bullish Trendline.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di 6.665, selama bertahan di atasnya IHSG berpeluang menguat ke 6.700. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke 6.720.
Sementara jika support ditembus, IHSG berisiko turun ke 6.640 hingga 6.620.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211124170640-17-294134/pasar-mulai-terbiasa-isu-kenaikan-suku-bunga-ihsg-melesat