Posted on: Wednesday, November 10, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mempertahankan momentum penguatan Selasa kemarin, dan semakin mendekati rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466 yang dicapai pada 20 Februari lalu.
IHSG kemarin menguat 0,57% ke 6.669,925. Artinya kini berjarak 0,35% saja dari rekor tertinggi sepanjang masa.
Optimisme akan bangkitnya perekonomian Indonesia terus menopang IHSG. Bank Indonesia pada Senin (8/11/2021) mengumumkan Survei Konsumen periode Oktober 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terus menguat sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat.
Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2021 yang tercatat sebesar 113,4, meningkat dari 95,5 pada September 2021.
IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Kalau sudah di atas 100, maka artinya konsumen sudah optimistis.
Ketika konsumen kembali pede menatap perekonomian, maka kemungkinan besar akan meningkatkan konsumsi yang akan memutar roda perekonomian. Hal tersebut tentunya menopang penguatan IHSG pada perdagangan Rabu (10/11) untuk memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Namun, melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa waktu setempat bisa menjadi sentimen negatif yang menahan laju IHSG.
Secara teknikal, selangkah lagi berpeluang memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Pada Selasa (26/10) IHSG membentuk pola Dragonfly Doji merupakan sinyal reversal atau pembalikan arah. Sejak saat itu, IHSG mengalami koreksi dan baru bangkit lima hari terakhir.
Ekor (tail) pola tersebut berada di 6.673,515, jika mampu ditembus dengan konsisten IHSG berpeluang memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa, dan menyentuh kisaran 6.700.
Namun, jika tak mampu melewati tail tersebut, IHSG berisiko terkoreksi lagi melihat indikator Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought) pada grafik 1 jam.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di kisaran 6.630, jika ditembus IHSG berisiko terkoreksi ke 6.600 hingga 6.590.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211109164421-17-290210/ihsg-hampir-rekor-terus-kapan-pecahnya-nih