Posted on: Friday, November 5, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak penguatan 2 hari beruntun Kamis kemarin. IHSG mengikuti bursa saham global lainnya yang menyambut baik keputusan tapering bank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed).
Data perdagangan mencatat IHSG mampu menguat 0,52% ke 6.586,44 kemarin setelah melesat 0,91% hari sebelumnya.
Sementara pada perdagangan hari ini, Jumat (5/11) IHSG menanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika menunjukkan pelambatan, IHSG berisiko merosot lagi.
Badan pusat Statistik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 hari ini, dan kemungkinan angkanya jauh melambat ketimbang kuartal sebelumnya.
Median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi Tanah Air pada kuartal III-2021 tumbuh 3,61% (year-on-year/yoy). Proyeksi tertinggi ada di 4,5% yoy dan terendah 3,23% yoy. Sementara di kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 7,07% yoy.
Pengetatan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat gelombang kedua pandemi penyakit virus corona (Covid-19) menjadi pemicu pelambatan ekonomi tersebut.
Secara teknikal, penguatan IHSG kemarin membentuk pola Dragonfly Doji Pola ini merupakan sinyal reversal atau pembalikan arah, IHSG pun belakangan ini mengalami koreksi, sehingga patut waspada.
Pola yang sama muncul pada Selasa (26/10) akhirnya IHSG mengalami koreksi.
Sementara itu pada grafik 1 jam, IHSG sukses menembus ke atas pola Bearish Channel. Artinya, IHSG berpeluang menguat lebih lanjut, dengan syarat tidak kembali masuk ke dalamnya.
Support terdekat berada di kisaran 6.560 sampai 6.550 sekaligus yang akan menahan IHSG masuk kembali ke pola Bearish Channel.
Melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought), ada risiko IHSG akan terkoreksi.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Namun meski terkoreksi, selama tidak menembus support, IHSG berpeluang naik ke depannya.
Sementara itu resisten terdekat berada di kisaran kisaran 6.590 hingga 6.600 jika ditembus IHSG berpeluang lepas menguat ke 6.640.
Sementara selama jika menembus support, IHSG berisiko turun ke 6.500 sebelum menuju 6.470.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211104171110-17-289091/perekonomian-indonesia-melambat-awas-ihsg-balik-merosot