Posted on: Wednesday, October 27, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,47% ke 6.656,938 pada perdagangan Selasa kemarin. Investor asing kembali mencatat beli bersih sebesar Rp 746 miliar di pasar reguler. Sementara ditambah dengan pasar nego dan tunai sebesar Rp 773 miliar.
Di awal pekan lalu, aksi beli bersih sebesar Rp 72 miliar di pasar reguler. Jika ditambah pasar nego dan tunai, net buy tercatat nyaris Rp 3 triliun.
Kemudian sepanjang pekan lalu net buy asing tercatat sebesar Rp 4,89 triliun di pasar reguler saja dan dua pekan lalu sebesar Rp 5,15 triliun.
Artinya, investor asing sedang rajin memborong saham di dalam negeri yang seharusnya menjadi sentimen positif bagi IHSG. Apalagi bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) kembal menguat. Indeks Dow Jones dan S&P 500 lagi-lagi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Secara teknikal, indikator Stochastic pada grafik harian yang sudah sangat lama berada di wilayah jenuh beli (oversold) masih menjadi risiko terbesar IHSG.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Selain itu, pergerakan IHSG kemarin membentuk pola Dragonfly Doji yang menjadi sinyal reversal atau pembalikan arah.
Di grafik 1 jam, Dragonfly Doji juga sudah muncul pada 18 Oktober lalu, sejak saat itu IHSG sulit untuk mencatat penguatan signifikan, bahkan cenderung berfluktuasi.
Selain itu, IHSG kini membentuk pola Recatangle di grafik 1 jam. Pola ini menjadi indikasi sideways, tetapi kabar baiknya jika batas atas berhasil dilewati dan mengakhiri perdagangan di atasnya, IHSG berpeluang naik selebar pola tersebut.
Batas bawah pola Rencangle berada di kisaran 6.585 dan batas atas di 6.685, artinya ada jarak 100 poin. Ketika batas atas dilewati maka target penguatan IHSG ke 6.785.
IHSG kini sudah kembali ke atas 6.640, IHSG berpeluang naik lagi ke 6.685 ekor (tail) Dragonfly Doji pada grafik 1 jam sekaligus batas atas pola Rectangle sehingga akan menjadi resisten yang kuat. Jika hari ini dilewati, maka ada peluang IHGS bakal memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466 yang dicapai pada 20 Februari 2018.
Sementara jika kembali ke bawah 6.630 yang sebelumnya menjadi support terdekat, IHSG berisko terkoreksi ke 6.600 hingga 6.585 (batas bawah pola rectangle.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211026175529-17-286747/asing-rajin-borong-saham-masa-ihsg-gak-rekor-hari-ini