Posted on: Tuesday, October 19, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin kemarin, meski sempat masuk ke zona merah.
Bursa kebanggaan Tanah Air ini semakin dekat untuk memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466. Pecahnya rekor tersebut bisa terjadi hari ini, Selasa (19/10), meski tidak akan mudah. Sebab, kenaikan tajam belakangan ini tentunya bisa memicu aksi ambil untung (profit taking).
Sementara itu kabar baik datang dari dalam negeri, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) semakin terkendali.
Satgas Penanganan Covid-19 kemrin melaporkan ada penambahan 626 kasus baru Covid-19. Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan kemarin yang tercatat 747. Dengan demikian, sudah 3 hari beruntun penambahan kasus di bawah 1.000 orang.
Selain itu, Pemerintah juga memperpanjang lagi PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Jawa-Bali. Walaupun diperpanjang selama 2 pekan ke depan, namun ada aturan yang dilonggarkan.
Ada beberapa penyesuaian aktifitas pada periode PPKM ke depan ini.
"Tempat bermain anak-anak dan mal boleh dibuka pada level 2," kata Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi persnya kemarin.
"Tempat bermain akan harus mencatat telepon orang tua dan waktu anak bermain untuk kebutuhan tracing. Dan kemudian kapasitas bioskop juga bisa ditingkatkan menjadi 70%. Dan anak-anak diperkenankan masuk (ke bioskop) untuk level 1 & 2," kata Luhut.
Dari luar negeri, bursa saham Amerika Serikat (AS) kemarin bervariasi, tetapi bursa saham Asia yang sudah buka pagi ini menghijau. Indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan masing-masing menguat nyaris 0,7%, yang tentunya bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Secara teknikal, IHSG masih belum terbendung setelah menembus 6.500 yang sebelumnya menjadi tembok tebal.
Sepanjang tahun ini, IHSG sudah 3 kali menguji level tersebut, tetapi selalu gagal mengakhiri perdagangan di atasnya. Baru pada Rabu (13/10) IHSG sukses mengakhiri perdagangan di atasnya yang membuatnya terus menanjak.
Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG mencatat penguatan tipis, sehingga belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan.
Indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam kini berada di wilayah jenuh beli (overbought) yang berisiko memicu koreksi. Pada grafik harian bahkan sudah overbought dalam waktu yang lama. Artinya sangat amat jenuh beli.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sementara jika melihat grafik 1 jam, IHSG masih berada di dalam pola bullish Channel, artinya masih dalam tren naik. Tetapi munculnya pola Dragonfly Doji memperbesar risiko koreksi.
IHSG sukses melewati resisten 6.630 hingga 6.640. Jika kembali ke bawahnya, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.600. Support selanjutnya berada di 6.540.
Sementara selama bertahan di atas 6.640, IHSG berpeluang naik lagi mendekati rekor tertinggi sepanjang masa 6.693,466, bahkan tidak menutup kemungkinan dipecahkan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211018214440-17-284835/sangat-amat-jenuh-beli-ihsg-bakal-cetak-rekor-atau-koreksi