Stock Picks

 

Waduh! Muncul Candle Tanda Galau, IHSG Rawan Profit Taking

Posted on: Friday, October 8, 2021

 

Jakarta, CNBC Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup flat pada perdagangan kemarin Kamis (7/10). IHSG melemah tipis 0,01% ke 6.416,4.

Untuk hari ini investor perlu mencermati beberapa sentimen yang datang dari dalam dan luar negeri.

Wall Street semalam ditutup di zona hijau. Ketiga indeks acuan kompak menguat. Indeks Dow Jones Industrial (DJI) naik 0,98%. Indeks S&P 500 menguat 0,83% dan Nasdaq Composite terbang 1,05%.

Pasar saham AS yang ditutup ceria tersebut merespons kongres yang semakin kooperatif untuk menaikkan batas utang AS dalam jangka pendek.

Dari dalam negeri ada dua sentimen yang patut dicermati. Pertama adalah rencana pemerintah untuk menguber pajak di tahun 2022 lewat UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Beberapa kebijakan pajak yang akan dijalankan tahun depan di antaranya kenaikan tarif PPN, pajak karbon, cukai untuk plastik dan minuman berpemanis hingga pengampunan pajak alias tax amnesty.

Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp 130 triliun tahun depan.

Namun yang perlu diwaspadai adalah kenaikan pajak yang prematur hanya akan membebani pertumbuhan ekonomi.

Sentimen kedua terkait dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan September 2021 yang akan dirilis hari ini.

Sejak pemberlakuan PPKM, sentimen konsumen memburuk. Namun dengan pelonggaran pembatasan aktivitas secara gradual, diharapkan dapat mengerek naik IKK sehingga masyarakat mau untuk membelanjakan uangnya dan ekonomi bisa muter lebih kencang.

Itulah sentimen utama yang bakal menjadi penggerak IHSG hari ini. Namun secara teknikal bagaimana arah gerak IHSG? Berikut ulasannya.

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.458 untuk melanjutkan tren bullish-nya. Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.396 untuk mengalami tren bearish.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 68,23 atau sangat mepet dengan area overbought.

Hal yang perlu diwaspadai adalah terbentuknya pola candle doji di saat uptrend dan mendekati level overbought yang mengindikasikan adanya peluang IHSG untuk melemah.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211008044052-17-282300/waduh-muncul-candle-tanda-galau-ihsg-rawan-profit-taking