Posted on: Wednesday, October 6, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan koreksi tajam akibat terkena aksi profit taking kemarin.
Indeks saham acuan bursa domestik tersebut melemah 0,86% ke level 6.288,05. IHSG ambles dan keluar dari level psikologis 6.300.
Maklum sebelumnya IHSG sudah menguat signifikan. Kemarin lusa IHSG naik 1,8% sendiri dalam sehari.
Kenaikan yang tajam dalam waktu singkat memang memicu risiko adanya profit taking. Apalagi kemarin kondisi pasar keuangan global juga kurang kondusif setelah Wall Street ditutup ambles.
Untuk perdagangan hari ini investor patut mencermati beberapa sentiment. Overall sentimen untuk perdagangan hari ini cukup positif.
Pertama adalah kinerja bursa saham New York. Semalam tiga indeks saham bursa Wall Street kompak menghijau.
Indeks Dow Jones naik 0,92%. Kemudian indeks S&P 500 melesat 1,05% dan Nasdaq Composite berhasil memimpin apresiasi dengan penguatan 1,25%. '
Kinerja Wall Street yang apik semalam menjadi katalis positif untuk bursa saham Asia yang bakal buka hari ini.
Selain itu dari pasar komoditas, harga batu bara dan minyak mentah juga masih lanjut menguat.
Harga batu bara acuan global ICE Newcastle melesat 12% dalam sehari dan tembus US$ 280/ton. Kemudian harga minyak juga naik ke level US$ 82/barel.
Tren penguatan harga komoditas yang berlanjut juga membuka peluang rebound harga saham-saham emiten batu bara yang sempat diterpa koreksi kemarin.
Lantas bagaimana peluang pergerakan IHSG hari ini?
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support)
Berdasarkan indikator teknikal BB, saat ini IHSG cenderung berada di dekat level supportnya yaitu di 6.284,5. Apabila IHSG turun menembus level ini maka koreksi lanjutan bisa terjadi.
Untuk dapat mengkonfirmasi tren bullish, IHSG perlu terlebih dahulu menembus level resisten terdekat yang berada di area 6.300.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 58,52 dan belum mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought. RSI cenderung flat yang mengindikasikan adanya potensi terbentuknya pola pergerakan sideways.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211006070114-17-281724/semangat-cari-cuan-ihsg-bakal-balik-ke-level-6300