Posted on: Thursday, September 30, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat merosot nyaris 0,5% di awal perdagangan, tetapi perlahan berhasil bangkit meski sempat bolak balik di zona merah pada sesi I. Memasuki sesi II, IHSG akhirnya nyaman di zona hijau, hingga membukukan penguatan 0,81% ke 6.162,554.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (30/9), peluang IHSG kembali menguat terbuka, sebab yield obligasi AS (Treasury) yang selama ini membuat pasar saham tertekan mengalami koreksi kemarin. Tetapi, sektor manufaktur China yang kembali berkontraksi bisa memberikan sentimen negatif.
Kemarin yield Treasury turun 2,25 basis poin ke 1,5236%, setelah naik 4 hari beruntun dengan total 18,57 basis poin. Penurunan yield tersebut membuat bursa saham AS (Wall Street) bangkit pada perdagangan Rabu waktu setempat, meski masih belum kompak.
Indeks Nasdaq yang dihuni sektor teknologi masih tertahan di zona merah, sementara Dow Jones dan S&P 500 berhasil menguat.
Wall Street yang mulai pulih tentunya memberikan sentimen positif ke Asia pagi ini termasuk ke IHSG. Apalagi, IHSG kemarin mampu menguat meski bursa saham utama Asia sedang terpuruk.
Sementara itu pemerintah China pagi ini melaporkan purchasing managers' index (PMI) manufaktur bulan September sebesar 49,6, yang artinya mengalami kontraksi. Ini merupakan pertama kali sektor manufaktur China mengalami kontraksi sejak Februari 2020 lalu, sehingga kecemasan akan pelambatan ekonomi Negeri Tirai Bambu kembali muncul.
Secara teknikal, kinerja impresif IHGS kemarin membuatnya menembus batas atas pola Rectangle. IHSG juga berada atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200.
Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.
Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout.
Sementara kemarin, tergolong weak break out, sebab posisinya tidak jauh daru batas atas.
Selama bertahan di atas 6.140, IHSG berpeluang menguat ke 6.170, sebelum menuju 6.200.
Sementara itu melihat indikator stochastic harian dan 1 jam yang berada di wilayah overbought, ada risiko IHSG kembali terkoreksi.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Jika kembali ke bawah 6.140, IHSG berisiko terkoreksi ke kisaran 6.100 hingga 6.080 yang berada di kisaran MA 50 dan 20, yang menjadi support terdekat. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun menuju 6.040 (MA 100).
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20210930064247-17-280246/manufaktur-china-berkontraksi-lagi-waspada-ihsg-merah