Posted on: Monday, September 27, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,19% ke 6.114,815 sepanjang pekan lalu, padahal sebelumnya sempat ambrol hingga ke bawah level psikologis 6.000. Dengan kinerja positif tersebut, IHSG membukukan penguatan 2 pekan beruntun, dan berpeluang berlanjut pada perdagangan Senin (27/9).
Data pasar mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 2,75 triliun di pasar reguler. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Sementara dari Asia, kasus Evergrande Group membuat IHSG naik turun.
Evergrande Group yang berisiko gagal bayar membuat sentimen pelaku pasar memburuk di awal pekan lalu, yang membuat IHSG terpuruk. Kecemasan akan gagal bayar tersebut mereda setelah bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan likuiditas yang besar ke pasar.
Hingga saat ini, investor masih menanti perkembangan kasus Evergrande yang harus membayar bunga obligasi jatuh tempo berdenominasi dolar AS pada Kamis pekan lalu senilai US$ 83 juta. Total utang Evergrande dilaporkan sebesar US$ 305 miliar.
Hingga saat ini pihak Evergrande belum ada berkomentar dan punya waktu 30 hari sebelum secara teknis dikatakan gagal bayar (default).
Sementara itu kabar baik datang dari dalam negeri, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) makin terkendali. Kemarin kasus baru dilaporkan bertambah sebanyak 1.760 orang, dengan positivity rate 1,18%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas 5% agar pandemi bisa disebut terkendali. Artinya, Indonesia bisa dikatakan sudah terkendali, sebab positivity rate jauh di bawah batas 5%.
Secara teknikal, IHSG kini berada di batas atas pola Rectangle yang berpotensi membawa naik lebih lanjut. Sebelumnya IHSG sudah berada atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.
Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout.
Kini IHSG berada sedikit di atas 6.140, yang artinya sukses break out, meski masih lemah.
Jika melihat grafik 1 jam, indikator stochastic sudah bergerak turun dari wilayah jenuh beli, sehingga tekanan koreksi sudah mereda, dan peluang naik semakin besar. Selama bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat ke 6.170 hingga 6.180, sebelum menuju 6.200.
Sementara itu, jika kembali ke bawah 6.140, IHSG berisiko terkoreksi ke 6.120. Support selanjutnya berada di kisaran 6.100 hingga 6.080 yang berada di kisaran MA 50 dan 200.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210927062701-17-279293/ihsg-breakout-pola-rectangle-bisa-naik-sampai-ke-berapa-nih"