Posted on: Friday, September 24, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,56% ke 6.142,712 pada perdagangan Kamis kemarin. Investor asing bahkan melakukan aksi beli bersih (net buy) lebih dari Rp 1 triliun. Meredanya kecemasan akan isu risiko gagal bayar raksasa properti China Evergrande Group membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan kembali masuk ke pasar saham, dan berpeluang berlanjut pada perdagangan Jumat (24/9).
Bank sentral China (People's Bank of China/PBOC) mengguyur uang ratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China. Hal ini dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perusahaan properti raksasa China, Evergrande Group.
Diberitakan Bloomberg, Rabu (22/9), PBOC menyuntikkan 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 triliun lebih ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Secara net, suntikan yang diberikan PBOC mencapai 90 miliar yuan.
"Injeksi dari PBOC mungkin bertujuan untuk meredakan kekhawatiran di pasar akibat Evergrande. Namun di samping itu ada juga kebutuhan untuk mencegah dampak ke ekonomi dan sektor lain," ujar Analis dari DBS Bank Singapura, Eugene Leow.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street sebelumnya juga terpukul akibat kasis Evergrande, tetapi dalam dua hari terakhir berhasil melesat. Selain itu, bank sentral AS (The Fed) belum mengumumkan waktu tapering juga membuat pasar tenang, Setidaknya tapering yang akan dilakukan The Fed masih sejalan dengan ekspektasi pasar yakni pengumuman di bulan November dan eksekusinya di Desember.
Kemarin indeks Dow Jones naik nyaris 1,5%, S&P 500 dan Nasdaq juga lebih dari 1%. Penguatan tersebut tentunya menjadi kabar baik bagi pasar Asia pagi ini, termasuk IHSG.
Secara teknikal, IHSG yang sudah kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), artinya bergerak juga di atas 100, dan 200 berhasil menguat kemarin hingga menyentuh batas atas pola Rectangle. Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940. Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout.
Di awal pekan IHSG sempat mendekati batas atas pola Rectangle, kemudian jeblok. Artinya, 6.140 memang menjadi resisten yang kuat dan jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat ke 6.170 hingga 6.180, sebelum menuju 6.200.
Sementara itu, support berada di kisaran 6.100 hingga 6.080 yang berada di kisaran MA 50 dan 200. Jika ditembus IHSG berisiko melemah ke 6.030.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210924073111-17-278780/sudah-tak-dicekik-evergrande-tapering-ihsg-siap-ke-6200"