Posted on: Friday, September 17, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menguat hingga 0,45% ke 6.137,669 di awal perdagangan Kamis kemarin, tetapi di akhir perdagangan justru stagnan setelah keluar masuk zona merah. Namun, investor asing melakukan aksi beli bersih cukup besar Rp 428 miliar di pasar reguler.
Sementara itu bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali melempem pada perdagangan Kamis waktu setempat setelah hari sebelumnya ketiga indeks utama kompak melesat. Pada perdagangan Kamis, indeks Dow Jones dan S&P 500 kembali melemah, hanya Nasdaq yang menguat. Tetapi baik pelemahan maupun penguatan tidak lebih dari 0,2%. Pergerakan tersebut menjadi indikasi pelaku pasar menanti kejelasan tapering bank sentral AS (The Fed) yang akan mengadakan rapat kebijakan moneter pekan depan.
Rilis data inflasi yang melambat, serta data tenaga kerja yang mengecewakan membuat The Fed diperkirakan tidak akan buru-buru melakukan tapering. November atau Desember diprediksi menjadi bulan pertama tapering, tetapi rapat kebijakan pekan depan tentunya bisa memberikan lebih banyak detail.
Pergerakan Wall Street yang bervariasi direspon sama oleh bursa saham Asia yang sudah buka pagi ini. Indeks Nikkei Jepang terpantau menguat lebih dari 0,4% hingga pukul 7:30 WIB, sementara Kospi Korea Selatan melemah 0,4%. Melihat pergerakan tersebut, IHSG tentunya masih punya peluang menguat pada perdagangan Jumat (17/9).
Secara teknikal, IHSG stagnan kemarin, artinya belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. IHSG masih bertahan di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Hal ini tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan. Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.
Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout. Batas atas pola Rectangle kini menjadi target penguatan, jika mampu ditembus dengan konsisten IHSG berpotensi menguat ke 6.180 hingga 6.200.
Sementara IHSG kini berada di kisaran 6.115, jika tertahan di bawahnya IHSG berisiko merosot ke di MA 50 di kisaran 6.090 dan MA 200 6.070. Sementara jika kembali ke atasnya, IHSG berpeluang menguji batas atas pola rectangle yang kemarin sempat didekati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210917072948-17-276990/tunggu-kepastian-tapering-ihsg-bakal-bolak-balik-zona-merah"