Posted on: Thursday, September 16, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Pemerintah China pada Rabu kemarin (15/9) mengirim kabar kurang sedap yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,2% ke Rp 6.110,23. Meski demikian, investor asing melakukan aksi beli bersih senilai Rp 363 miliar di pasar reguler, yang tentunya menjadi sedikit kabar baik untuk kembali ke zona hijau pada perdagangan Kamis (16/9). Apalagi, Amerika Serikat (AS) sedikit memberikan kabar baik.
Data dari China kemarin menunjukkan penjualan ritel bulan Agustus tumbuh 2,5% dari tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Pertumbuhan tersebut terlihat tinggi, tetapi sebenarnya sangat jauh di bawah prediksi para analis yang disurvei Reuters, yang memprediksi pertumbuhan sebesar 7% YoY. Di saat yang sama, pertumbuhan produksi industri sebesar 5,3% YoY, juga di bawah prediksi 5,8% YoY. Data-data tersebut dikhawatirkan menunjukkan kembali goyangnya perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut akibat penyebaran virus corona yang baru-baru ini kembali melanda China. Ketika perekonomian China goyang, maka global juga akan terdampak.
Sementara itu dari Barat, bursa saham AS (Wall Street) akhirnya mampu melesat lagi. Ketiga indeks utama kompak mencatat penguatan yang cukup besar. Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street tentunya akan memberikan sentimen positif ke Asia. Indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan sudah menguat pagi ini.
Secara teknikal, meski kemarin melemah, IHSG masih bertahan di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Hal ini tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan.
Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940. Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout. Batas atas pola Rectangle kini menjadi target penguatan, jika mampu ditembus dengan konsisten IHSG berpotensi menguat ke 6.180 hingga 6.200.
Sementara IHSG kini berada di kisaran 6.115, jika tertahan di bawahnya IHSG berisiko merosot ke di MA 50 di kisaran 6.090 dan MA 200 6.070. Sementara jika kembali ke atasnya, IHSHG berpeluang menguji batas atas pola rectangle.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210916074841-17-276671/gegara-china-ihsg-merah-kemarin-hari-ini-rebound-efek-as"