Posted on: Wednesday, September 15, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Pemerintah yang kembali melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,67% ke 6.129,095. Meski demikian, pada perdagangan hari ini, Rabu (15/9), IHSG berpeluang melanjutkan penguatan meski tidak akan mudah, sebab sentimen pelaku pasar global kurang bagus.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street merosot pada perdagangan Selasa waktu setempat. Salah satu penyebabnya rilis data inflasi yang melambat. Inflasi yang melambat tentunya membuat tekanan bank sentral AS (The Fed) untuk segera melakukan tapering menjadi berkurang. Hal ini bisa berdampak bagus bagi pasar saham global. Tetapi di sisi lain, melambatnya inflasi menunjukkan laju perekonomian Paman Sam mengendur, meski belum ada kepastian apakah karena dampak dari penyebaran virus corona varian delta. Hal ini tentunya memberikan dampak negatif ke pasar saham. Apalagi seandainya pejabat elit The Fed masih tetap menginginkan melakukan tapering di bulan November.
Sementara itu dari dalam negeri, pelaku pasar kini juga menanti data neraca dagang Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kinerja perdagangan internasional Indonesia periode Agustus 2021 hari ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 36,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi yakni 44,29% yoy. Namun neraca perdagangan 'diramal' masih surplus US$ 2,32 miliar.
Secara teknikal, penguatan kemarin membuat IHSG sukses kembali ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Hal ini tentunya membuka peluang berlanjutnya penguatan. Jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.
Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout. Batas atas pola Rectangle kini menjadi target penguatan, jika mampu ditembus dengan konsisten IHSG berpotensi menguat ke 6.180 hingga 6.200.
Sementara itu support terdekat berada di kisaran 6.115, jika ditembus IHSG berisiko merosot ke di MA 50 di kisaran 6.080 dan MA 200 6.060.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210915073030-17-276326/kalau-lewati-pola-rectangle-ihsg-bisa-menuju-6200-hari-ini"