Posted on: Monday, September 13, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat ambrol ke bawah level psikologis 6.000 pekan lalu, sebelum berhasil memangkas pelemahan. Sentimen pelaku pasar global sedang kurang bagus, terlihat dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang jeblok, begitu juga bursa saham Eropa. Sementara dari dalam negeri, beberapa data ekonomi juga kurang bagus. Alhasil, IHSG melemah 0,52% ke 6.094,873. Meski demikian investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 1 triliun.
Di awal pekan ini, Senin (13/9/2021), pelaku pasar menanti apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan kembali dilonggarkan atau tidak. Perkembangan pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia sudah jauh membaik dan terkendali, tetapi PPKM akan tetap dilakukan selama masih pandemi. Hanya saja, biasanya akan ada pelonggaran.
Pada 12 September 2021, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 3.779 orang dari hari sebelumnya. Ini adalah tambahan kasus harian terendah sejak 16 Mei 2021. Puncak kasus positif terjadi pada 15 Juli 2021, di mana kala itu penambahan pasien mencapai 56.757 orang. Jadi sejak puncak itu hingga kemarin, kasus positif corona di Tanah Air sudah turun 93,34%. Kemudian jumlah kasus aktif corona tercatat 109.869 orang. Ini adalah yang terendah sejak 12 Juni 2021. Pandemi yang terkendali juga terlihat dari data temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate). WHO menetapkan ambang batas 5% agar pandemi bisa disebut terkendali.
Pada 12 September 2021, positivity rate Indonesia adalah 3,05%. Artinya, Indonesia sudah bisa mengklaim bahwa pandemi terkendali. Dengan demikian, pelaku pasar akan menanti pelonggaran apa yang akan diberikan pemerintah. Setiap pelonggaran tentunya berdampak bagus, aktivitas bisnis akan berputar lebih cepat.
Secara teknikal, IHSG kini sideways setelah bergerak di sekitar rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Ambrolnya IHSG kemarin membuat posisinya nyaris di bawah ketiga MA tersebut. Selain itu jika dilihat sejak awal Juni, IHSG membentuk pola Rectangle, dengan batas atas di kisaran 6.140 dan batas bawah di kisaran 5.940.
Pola Rectangle juga menjadi indikasi pergerakan sideways. Diperlukan penembusan konsisten di batas atas untuk memicu penguatan lebih lanjut. Pada 5 Agustus lalu, IHSG sempat menembus batas atas tersebut, tetapi hanya bertahan 2 hari saja. Artinya, mengalami false breakout. Resisten terdekat kini berada di kisaran 6.100 hingga 6.115. Jika ditembus, IHSG berpeluang menguji batas atas pola Rectangle. Sementara itu di MA 50 di kisaran 6.080 dan MA 6.060 menjadi support terdekat. Jika dijebol, IHSG berisiko turun ke 6.030.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210913074830-17-275665/covid-19-indonesia-terkendali-ihsg-sudah-siap-ngegas-lagi"