Stock Picks

 

Waspada! IHSG Bisa Longsor ke Bawah 6.000, Awas Boncos

Posted on: Thursday, September 9, 2021

 

Jakarta, CNBC Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol, tak tanggung-tanggung hingga 1,4% Rabu kemarin. Investor asing yang sebelumnya rajin memborong saham meski IHSG sedang melemah, kemarin berbalik melakukan aksi jual bersih senilai Rp 644 miliar. Kabar buruknya, tekanan turun bagi IHSG masih akan kuat pada perdagangan hari ini, Kamis (9/9/2021).

Tekanan datang dari dalam dan luar negeri. Kemarin, data menunjukkan masyarakat Indonesia semakin tidak percaya diri dalam menatap perekonomian. Hal in tercermin dari Survei Konsumen yang digelar Bank Indonesia. Pada periode Agustus 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 77,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 80,2. IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Kemudian dari luar negeri, bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali merosot. Kekhawatiran September Effect muncul, di mana pasar saham akan terkoreksi setelah menguat dalam 8 bulan terakhir. Selain itu, isu tapering kini semakin meluas, tidak hanya bank sentral AS (The Fed) beberapa bank sentral utama di dunia juga sudah mulai mensinyalkan hal tersebut. Bank sentral Australia (Reserve bank of Australia/RBA) sudah melakukannya di bulan ini, bank sentral Korea Selatan bahkan sudah menaikkan suku bunga. Sehingga hawa-hawa pengetatan moneter sudah mulai terasa, di saat masyarakat belum yakin menatap perekonomian ke depannya. Ketika masyarakat tidak pede, maka tingkat konsumsi cenderung menurun, yang tentunya berisiko menekan pertumbuhan ekonomi.

Secara teknikal, arah angin sudah berbalik bagi IHSG. Sebelumnya, peluang penguatan terbuka setelah IHSG berada berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Ambrolnya IHSG kemarin membuat posisinya nyaris di bawah ketiga MA tersebut. IHSG sebelumnya juga didukung pola White Marubozu, tetapi kini sudah tidak membantu lagi. Suatu candle stick dikatakan membentuk pola White Marubozu ketika harga open sama dengan low dan close sama dengan high.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat, secara psikologis menunjukkan aksi beli mendominasi pasar. Pola ini muncul pada 23 Agustus lalu, dan muncul lagi pada 30 Agustus. IHSG kini sudah di bawah pola White Marubozu terakhir, sehingga tidak lagi menjadi penopang kenaikan.

IHGS kini berada persis di MA 100 di kisaran 6.020, bahkan kemarin sempat dilewati. Artinya, jika pada perdagangan hari ini dijebol lagi, bursa kebanggaan Tanah Air berisiko menguji level psikologis 6.000. Penembusan ke bawah level tersebut berisiko membuat IHSG longsor menuju 5.970 hingga 5.950. Sementara jika mampu bertahan di atas MA 100, IHSG berpeluang menguat ke 6.060 hingga 6.080.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210909074126-17-274820/waspada-ihsg-bisa-longsor-ke-bawah-6000-awas-boncos"