Posted on: Friday, August 27, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,9% ke 6.058,08 Kamis kemarin (26/8). Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) yang menaikkan suku bunga acuan memberikan sentimen negatif ke pasar saham Asia.
Di perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (27/8/2021), tekanan bagi IHSG masih besar, sebab bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan Kamis waktu setempat, menanti pertemuan Jackson Hole.
Kembali lagi ke BoK, suku bunga acuan dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75% kemarin. Sesuai dengan prediksi pasar, cenderung cemas karena kebijakan tersebut ditafsirkan menjadi awal tren berbaliknya iklim moneter longgar yang selama ini dipertahankan di berbagai negara maju, dan memicu masuknya dana-dana berlebih di pasar model mereka ke negara berkembang.
Ketika moneter ketat mulai diberlakukan, maka risiko terjadinya capital outflow pun terbuka kian lebar, terutama jika negara maju telah berhasil mengendalikan penyebaran virus Covid-19.
Pertemuan Jackson Hole kini menjadi perhatian pelaku pasar sebab ketua The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan memberikan detail kapan dan bagaimana tapering akan dilakukan.
Sebelum pertemuan tersebut, pejabat elit bank sentral AS (The Fed) kembali bersuara untuk melakukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).
"Kita kemungkinan tidak perlu lagi melakukan pembelian aset pada titik ini," kata Presiden The Fed wilayah St. Louis, James Bullard kepada CNBC International kemarin.
Jika tapering dilakukan dalam waktu dekat, maka bursa saham berisiko tertekan.
Secara teknikal, IHSG kini berada sedikit di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) di kisaran 6.060 hingga 6.070.
Jika tertahan di bawahnya. IHSG berisiko merosot ke 6.020 hingga level psikologis 6.000. Area tersebut ada MA 100 dan MA 200) yang akan menjadi support kuat. IHSG akan longsor jika menembus support tersebut.
Sementara jika kembali ke atas MA 50, IHSG berpeluang naik lagi. IHSG masih didukung pola pola White Marubozu. Suatu candle stick dikatakan membentuk pola White Marubozu ketika harga open sama dengan low dan close sama dengan high.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat, secara psikologis menunjukkan aksi beli mendominasi pasar.
Resisten terdekat berada di kisaran 6.115, jika ditembus IHSG berpeluang menguat ke 6.150, sebelum menuju 6.180.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210827065905-17-271612/gegara-ucapan-elite-the-fed-ihsg-berisiko-longsor-lagi"