Posted on: Monday, August 9, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi ambil untung (profit taking) membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis pada perdagangan Jumat pekan lalu (6/8).
Padahal, di awal perdagangan bursa kebanggaan Tanah Air ini sempat melesat nyaris 1% ke 6.263,539. Level tersebut merupakan yang tertinggi dalam nyaris 5 bulan terakhir, tepatnya sejak 22 Maret lalu.
Sepanjang pekan lalu hingga ke level tertinggi tersebut, IHSG melesat 3,2%, maka wajar jika para investor banyak mencairkan cuan, dan IHSG berakhir melemah sangat tipis 0,03% di 6.203,431.
Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 160 miliar pada hari Jumat di pasar reguler, sementara jika dilihat dalam sepekan terjadi beli bersih sebesar Rp 925 miliar di pasar reguler, dan jika ditambah dengan pasar tunai dan nego totalnya Rp 1,21 triliun.
IHSG sepanjang pekan lalu juga sukses mencatat penguatan 2,2%. IHSG mendapat sentimen positif dari dalam negeri.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tumbuh impresif pada kuartal II-2021. Output ekonomi yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 7,07% dibandingkan kuartal II-2020 (year-on-year/yoy). Lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar 6,5%.
Ini merupakan pertumbuhan PDB pertama setelah mengalami kontraksi selama 4 kuartal beruntun, artinya Indonesia sah keluar dari resesi.
Sementara pada perdagangan hari ini, Senin (9/8/2021), pelaku pasar menanti apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 akan diperpanjang atau diperpanjang dengan pelonggaran.
Peningkatan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kini mengalami peningkatan di luar Jawa-Bali, sehingga PPKM hampir pasti akan berlanjut. Kabar baiknya, kasus Covid-19 di Jakarta terus mengalami penurunan, yang menimbulkan harapan statusnya diturunkan dari level 4 ke level 3.
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat IHSG melemah tipis Jumat pekan lalu.
IHSG masih jauh dari batas atas pola Ascending Triangle di kisaran 6.115 yang membuka peluang penguatan jangka panjang. Dari batas atas tersebut ke posisi dan posisi paling bawah pola di 5.473 ada jarang sebesar 372 poin.
Ketika pola Ascending tersebut ditembus, artinya target penguatan untuk jangka panjang sebesar 372 poin dari batas atas, yakni di kisaran 6.487. Itu secara teknikal, tetapi dalam kondisi saat ini tentunya faktor fundamental juga sangat menentukan arah IHSG.
Sementara untuk jangka pendek, ruang penguatan IHSG masih terbuka melihat indikator stochastic belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Namun, jika melihat grafik 1 jam, stochastic masih berada di wilayah overbought, sehingga ada risiko koreksi akibat aksi profit taking lebih lanjut.
Ruang penguatan IHSG terbuka ke kisaran 6.230 selama bertahan di atas level 6.200. Tetapi jika kembali ke bawal level tersebut IHSG berisiko terkoreksi ke 6.180 hingga 6.165.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210809071405-17-267071/sudah-tembus-level-tertinggi-5-bulan-ihsg-lanjut-terbang"