Posted on: Wednesday, July 21, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan dalam negeri libur Hari Raya Idul Adha Selasa kemarin, alhasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selamat dari aksi jual yang menerpa bursa saham Asia.
Di awal pekan sebelum libur, IHSG merosot 0,91% dan mengakhiri perdagangan di 6.017,394.
Kenaikan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) secara global memicu aksi jual di bursa saham. Tetapi, kabar baik datang dari dalam negeri yang bisa membuat IHSG bangkit pada hari ini, Rabu (21/7/2021).
Dalam 5 hari terakhir, kasus Covid-19 menunjukkan penurunan. Kemarin, jumlah kasus baru dilaporkan sebanyak 38.325 orang, naik dari hari sebelumnya 34.257 orang. Ini merupakan kenaikan pertama setelah menurun dalam 4 hari beruntun, tetapi jauh di bawah rekor 56.757 orang yang dicatat Kamis pekan lalu.
Selain itu, pemerintah berencana melonggarkan PPKM Mikro Darurat secara bertahap mulai Senin 26 Juni mendatang, dengan syarat kasus Covid-19 terus menunjukkan penurunan.
Rencana tersebut tentunya menjadi kabar baik, sebab sebelumnya beredar isu jika PPKM Mikro Darurat akan berlangsung hingga akhir bulan ini, bahkan bisa hingga 6 pekan.
Dari luar negeri, bursa saham AS (Wall Street) berhasil bangkit dari keterpurukan di awal pekan. Pada perdagangan Selasa waktu setempat, ketiga indeks utamanya mampu melesat lebih dari 1,5%. Penguatan tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia pagi ini.
Secara teknikal, rerata pergerakan 100 hari (Moving Average 100/MA 100) di kisaran 6.060 hingga 6.080 masih terbukti menjadi tembok tebal atau resisten yang kuat.
Beberapa kali IHSG mencoba melewatinya tetapi selalu gagal. Termasuk di hari Senin, IHSG berbalik ambrol padahal di hari perdagangan sebelumnya sukses mencapai MA 100 tersebut.
IHSG berada di bawah MA 100 sejak 31 Maret lalu, lebih dari 3 bulan terakhir.
Meski demikian, jika melihat sejak pertengahan Mei lalu, IHSG sebenarnya membentuk pola Ascending Triangle. Pola ini merupakan pola bullish, artinya jika berhasil dilewati secara konsisten, IHSG berpotensi melesat ke depannya.
Yang menarik, batas atas pola Ascending Triangle di 6.115, tidak terlalu jauh dari MA 100. Artinya, kombinasi MA 100 dan batas atas Ascending Triangle menjadi resisten kuat, jika IHSG mampu membuat strong break out maka ruang penguatan tajam terbuka lebar.
Sementara itu MA 50 di kisaran 5.970 hingga 5.980 masih akan menjadi support kuat. Tetapi sebelumnya level psikologis 6.000 bisa menahan penurunan IHSG.
Selama bertahan di atas level psikologis, IHSG berpeluang menguji lagi MA 100 di kisaran 6.060 hingga 6.080.
Sementara itu melihat Indikator stochastic pada grafik harian bergerak mendatar di dekat level 50.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Tekanan bagi IHSG berkurang setelah Stochastic keluar dari wilayah overbought, meski harus menunggu hingga mencapai oversold agar mendapat momentum penguatan yang kuat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210721070439-17-262311/ppkm-darurat-dilonggarkan-pekan-depan-ihsg-bakal-girang"