Posted on: Friday, July 2, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melenggang di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (2/7/2021), di tengah reli saham-saham kesehatan dan hilangnya kekhawatiran seputar pengambilan opsi karantina wilayah (lockdown).
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.032,660 atau menguat 26,7 poin (+0,44%) setelah sepanjang perdagangan pagi berada di zona hijau dengan level pembukaan di 6.020,074 atau menguat 0,24%.
IHSG bahkan sempat menyentuh level tertinggi harian di 6.043,432 pada pukul 10:20 WIB dengan level terendah hanya pada 6.014,871. Sebanyak 248 saham meguat, 229 saham melemah, dan 144 lainnya flat.
Nilai transaksi bursa hari ini menipis, di kisaran Rp 5,7 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham dalam transaksi 653.000-an kali. Investor memburu saham produsen gas rumah sakit, saham emiten rumah sakit, dan saham teknologi yang diuntungkan dari pembatasan sosial.
Penguatan terjadi di tengah makin murahnya saham-saham unggulan di Indonesia, di mana rasio harganya terhadap laba bersih (price to earning ratio/PER) sebesar 14,7 kali, atau di bawah rata-rata historisnya.
Sayangnya investor asing tercatat masih melakukan penjualan bersih (net sell), meski relatif tipis, senilai Rp 54,7 miliar. Namun di pasar negosiasi dan tunai, mereka mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 144,5 miliar.
Aksi jual asing terjadi di tengah masih tingginya kasus baru Covid di Indonesia, yakni bertambah 24.836 kasus. Itu merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi, sehingga total kasus harian di Indonesia kini mencapai 2,2 juta, merujuk data Kementerian Kesehatan RI, Jumat (2/7/2021).
Secara rata-rata, dalam sepekan pertambahan kasus positif Covid-19 berada di kisaran 20.693. Kasus aktif juga mencatat rekor. Ada tambahan 14.458 kasus aktif, sehingga secara total mencapai 253.826. Kasus aktif adalah pasien yang dirawat di fasilitas yang ditunjuk pemerintah.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.
Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.980.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 59 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210702114629-17-257718/tak-takut-ppkm-darurat-ihsg-siap-lanjut-ngegas-sesi-2"