Stock Picks

 

Kemarin IHSG Icip-icip 6.000, Hari Ini Bisa Kali Dijebol

Posted on: Friday, December 11, 2020

 

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 129,08 miliar, dengan nilai transaksi nyaris mencapai Rp 20 triliun.

IHSG sebenarnya menguat di perdagangan sesi I kemarin, hingga sedikit ke atas 6.000. Tetapi rontoknya saham emiten rokok setelah pemerintah melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memutuskan menaikkan tarif cukai rokok di 2021 rata-rata 12,5%, menyeret turun IHSG kemarin.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, dalam acara CNBC Indonesia Awards kemarin malam menyampaikan ada 2 aksi korporasi BUMN pada 2021. Aksi korporasi ini bisa menjadi merupakan yang terbesar sepanjang sejarah BUMN di Indonesia.

Salah satu aksi korporasi tersebut, tuturnya, adalah penggabungan sektor usaha mikro yang berada di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Permodalan Nasional Madani, dan PT Pegadaian.

Dari eksternal, bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street bervariasi pada perdagangan Kamis waktu setempat, stimulus fiskal yang dinanti-nanti masih belum ada kejelasan kapan akan cair.

Sentimen-sentimen tersebut akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada perdagangan hari ini, Jumat (11/12/2020), selain juga tren penambahan kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang masih tinggi.

Secara teknikal, meski IHSG melemah pada perdagangan kemarin, tetapi belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan. IHSG masih berpeluang melanjutkan reli panjangnya.

Awal munculnya momentum penguatan IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagangan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Kabar baiknya, pada Senin (23/11/2020) dan Kamis (26/11/2020) IHSG kembali membentuk pola White Marubozu, sehingga ada potensi reli akan kembali berlanjut, dan tidak menutup kemungkinan kembali ke level 6.000 sebelum akhir tahun.

IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), yang menambah momentum penguatan.

Namun, pada perdagangan Selasa (8/12/2020) muncul pola Doji, yang menjadi indikasi pelaku pasar ragu menentukan arah.

Indikator stochastic pada grafik kembali masuk wilayah jenuh beli (overbought). Artinya kembali muncul tekanan turun.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam justru mulai masuk ke wilayah oversold sehingga tekanan turun sedikit berkurang.

Resisten terdekat berada di level 5.945 - 5.960, jika mampu ditembus IHSG berpeluang menguat menguji level 6.000.

Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun ke 5.890. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di 5.865 hingga 5.850.



TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201211075920-17-208319/kemarin-ihsg-icip-icip-6000-hari-ini-bisa-kali-dijebol"