Posted on: Friday, November 20, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - melanjutkan kinerja impresif sejak awal pekan ini. Selain itu, dalam 11 hari perdagangan, IHSG kini sudah melesat 9,6%.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 266 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi menyentuh Rp 13,15 triliun.
IHSG sempat masuk ke zona merah di awal perdagangan, kemudian berhasil rebound dan terus menanjak. Bursa kebanggaan Tanah Air ini sekali lagi "melawan gravitasi" sebab sehari sebelumnya bursa Eropa dan Amerika Serikat (AS) merosot.
IHSG semakin mantap di menguat kemarin setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,75%.
Sementara suku bunga Deposit Facility turun menjadi 3% dan suku bunga Lending Facility sekarang di 4,5%.
"Keputusan ini mempertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga dan langkah pemulihan ekonom nasional," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam jumpa pers Rabu, (19/11/202). Saham-saham properti melesat tajam setelah BI memangkas suku bunga.
Sementara pada hari ini, Jumat (20/11/2020), defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) Indonesia yang sudah dialami dalam 9 tahun terakhir, diramal akan berbalik surplus. Hal itu, bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Secara teknikal, IHGS nyaris mencapai level 4.600 kemarin, yang merupakan target penguatan analisis teknikal kemarin.
Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.
Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.
IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).
Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah overbought, sehingga risiko koreksi cukup besar.
Level 5.600 menjadi resisten terdekat, jika mampu ditembus IHSG berpotensi melesat ke 5.630 sampai 5.650.
Sementara selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko turun ke 5.570, hingga ke 5.540.
Sementara itu support kuat berada di 5.458 yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian. Selama bertahan di atasnya, IHSG berpeluang terus naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201120074933-17-203247/transaksi-berjalan-ri-diramal-surplus-ihsg-bisa-ke-5650