Posted on: Wednesday, November 18, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham domestik pada perdagangan hari ini berpotensi tertahan karena secara teknikal ada sinyal jenuh beli (overbought). Pada perdagangan Selasa (17/11/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% ke Rp 5.529,940 melanjutkan kinerja positif di awal pekan.
Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 680 miliar di pasar reguler, dengan nilai transaksi lebih dari Rp 14 triliun. Penguatan IHSG dipicu kabar vaksin dari perusahaan farmasi asal AS, Moderna.
CEO Moderna, Stephane Bancel, kemarin mengatakan hasil sementara uji coba tahap III
"Ini merupakan momentum perbaikan dalam perkembangan kandidat vaksin Covid-19 milik kami. Sejak awal Januari kami mengejar virus ini dengan intens untuk melindungi manusia di seluruh dunia sebisa mungkin. Analisis positif dari studi fase III memberikan validasi klinis awal bahwa vaksin bisa mencegah Covid-19," ujarnya.
Sementara itu pada hari ini, Rabu (18/11/2020) IHSG berisiko mengalami koreksi melihat bursa saham Amerika Serikat dan Eropa yang melemah pada perdagangan Selasa waktu setempat. Bursa utama Asia yang sudah dibuka juga masuk ke zona merah.
Memang sentimen pelaku pasar belum berubah secara signifikan, tetapi melihat penguatan belakangan ini tentu banyak yang ingin mencairkan cuan. IHSG saat ini juga berada di level tertinggi dalam 8 bulan terakhir, sehingga rentan dilanda aksi ambil untung (profit taking).
Secara teknikal, IHGS berhasil mengakhiri perdagangan di atas level 4.500. Bursa kebanggan Tanah Air ini semakin menjauhi level 5.458 yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8% yang akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.
Fibonnaci tersebut ditarik dari level tertinggi September 2019 di 6.414 ke level terlemah tahun ini 3.911 pada grafik harian.
Awal penguatan tajam IHSG dimulai Kamis (5/11/2020) saat muncul White Marubozu dalam grafik candle stick harian.
Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.
Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.
White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.
IHSG juga bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).
Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah overbought, sehingga risko koreksi cukup besar.
Resisten terdekat berada di kisaran 5.500, selama tertahan di bawahnya IHSG berisiko mengalami koreksi.
Support terdekat berada 5.500 jika ditembus IHSG berisiko turun ke 5.458 (Fib. Retracement 61,8%).
Sementara selama bertahan di atas 5.500, IHSG berpeluang menguat ke di 5.540, sebelum menuju 5.580 hingga 5.600.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201118080902-17-202607/awas-jenuh-beli-ihsg-belum-bisa-ke-5600-hari-ini"