Stock Picks

 

Wall Street Cetak Rekor, Siap-siap IHSG Akan Mengekor

Posted on: Monday, November 16, 2020

 

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan 2,35% ke 5.461,058 sepanjang pekan lalu. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan beli bersih (net buy) sebesar Rp 4,45 triliun.

Jika 2 minggu sebelumnya penguatan ditopang pekan lalu giliran vaksin Pfizer yang membuat IHSG menghijau.

Kemenangan Biden dianggap menguntungkan negara-negara emerging market seperti Indonesia, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir atau setidaknya tidak memburuk.

Di awal pekan lalu, perusahaan farmasi asal AS, Pfizer, yang berkolaborasi dengan BioNTech asal Jerman, mengumumkan vaksin buatanya efektif menangkal penyakit akibat virus corona (Covid-19) hingga lebih dari 90% tanpa efek samping yang berbahaya.

Sementara pada perdagangan hari ini, Senin (16/11/2020), IHSG berpeluang kembali ke zona hijau melihat penguatan bursa saham AS (Wall Street) pada perdagangan Jumat waktu setempat. Indeks S&P 500 bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street yang menguat tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia dan berpotensi membawa IHSG kembali menghijau. Beberapa bursa utama Asia yang sudah dibuka pagi ini langsung melesat, indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan keduanya menguat lebih dari 1,3%.

Saat itu IHSG membuka perdagangan di level 5.161,39, yang sekaligus menjadi level terendah harian, dan mengakhiri perdagagan di level 5.260,326, sekaligus menjadi level tertinggi harian.

Level open sama dengan low, dan close sama dengan high itu yang disebut sebagai White Marubozu.

White Marubozu merupakan sinyal nilai suatu aset akan kembali menguat. Terbukti setelahnya IHSG terus menguat.

Bursa kebanggaan Tanah Air ini bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200).

Namun indikator stochastic pada grafik harian masih berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sebaliknya stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah oversold, sehingga ruang penguatan IHSG cukup besar.

Support terdekat berada di 5.458 (Fib. Retracement 61,8%), jika mampu bertahan di atasnya, IHSG berpeluang menguat ke area 5.500. Target penguatan selanjutnya di 5.540.

Sebaliknya, jika support ditembus dan tertahan di bawahnya, IHSG bersiko turun ke 5.415 hingga 5.400. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa IHSG turun ke kisaran 5.375.



TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201116080156-17-201990/wall-street-cetak-rekor-siap-siap-ihsg-akan-mengekor"