Posted on: Thursday, November 4, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Rupiah mencatat pelemahan 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rabu kemarin. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS atau The Fed menjadi penggerak utama pasar valuta asing (valas).
Rupiah kemarin melemah 0,32% ke Rp 14.295/US$, sementara dalam 3 hari total pelemahannya sebesar 0,92%. Pada perdagangan hari ini, Kamis (4/11) rupiah berpeluang bangkit sebab The Fed mengumumkan tapering sesuai dengan prediksi pasar yakni sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya.
Selain itu, The Fed juga masih menegaskan tingginya inflasi di AS hanya bersifat sementara, yang menjadi indikasi suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2023, tidak di tahun depan. Alhasil pasca pengumuman tersebut indeks dolar AS merosot 0,25% ke 93,852.
Dengan demikian, tapering The Fed kali ini tidak memicu gejolak di pasar seperti tahun 2013 atau yang dikenal dengan taper tantrum. Saat ini dolar AS menguat sangat tajam, tetapi kini sebaliknya malah melemah sehingga menjadi peluang bagi rupiah untuk menguat tajam.
Secara teknikal, rupiah kini berada di gelombang (wave) ke-empat dari Elliott Wave, yang merupakan fase koreksi. Wave 4 sudah terjadi sejak pertengahan Oktober lalu, rupiah pun terus melemah melawan dolar AS.
Rupiah kini berada di kisaran Rp 14.300/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8% yang ditarik sepanjang wave 3, sehingga menjadi resisten kuat yang akan menahan pelemahan rupiah. Level tersebut juga berada di sekitar ujung wave 1.
Artinya, jika rupiah melewati Rp 14.300/US$, maka peluang untuk membentuk wave 5 (berlanjutnya tren bullish) menjadi lenyap.
Oleh karena itu, level Rp 14.300/US$ akan menjadi kunci penguatan rupiah.
Jika mampu bertahan di bawahnya, maka wave 5 akan terbentuk, dan rupiah berpeluang menuju Rp 14.000/US$.
Peluang tersebut semakin terbuka melihat indikator stochastic pada grafik harian kini sudah masuk ke wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Ketika USD/IDR mengalami overbought, maka harga berpotensi bergerak turun, artinya rupiah berpeluang menguat.
Untuk hari ini, selama bertahan di bawah Rp 14.300/US$ rupiah berpeluang ke Rp 14.250/US$ yang merupakan Fib. Retracement 50%. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.200/US$ pada hari ini.
Sementara, jika menembus Rp 14.300/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.350/US$, sebelum menuju Rp 14.370/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211103165318-17-288767/tapering-tanpa-tantrum-saatnya-rupiah-yang-ngamuk