Corporate Action

 

Berada di Wave 4, Koreksi Rupiah Bisa Sampai Rp 14.250/USD

Posted on: Tuesday, October 26, 2021

 

Jakarta, CNBC Indonesia

Rupiah masih belum sanggup bangkit melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Tekanan masih akan berlanjut pada perdagangan Selasa (25/10/2021), sebab pelaku pasar masih wait and see, di pekan ini ada rilis data produk domestik bruto (PDB) dan inflasi personal capital expenditure (PCE) AS, yang bisa mempengaruhi kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed).

Hasil polling Reuters menunjukkan produk domestik bruto (PDB) AS "hanya" tumbuh 2,8% di kuartal III-2021, melambat dari sebelumnya 6,7%.

Rilis PDB AS jika lebih rendah dari prediksi tentunya akan memundurkan lagi ekspektasi kenaikan suku bunga. Data PDB Amerika Serikat akan dirilis pada Kamis (28/10), sehari setelahnya akan dirilis data inflasi PCE. Hasil survei Reuters menunjukkan inflasi PCE Inti tumbuh 3,7% year-on-year (YoY) di bulan September, lebih dari dari bulan sebelumnya 3,6% YoY yang merupakan level tertinggi dalam 3 dekade terakhir.

Jika rilis tersebut sesuai prediksi, maka kecemasan akan stagflasi akan semakin meningkat, dan dolar AS yang akan diuntungkan sebab menyandang status safe haven.

Sementara itu indeks dolar AS kemarin mampu mencatat penguatan 0,2% ke 93,825, yang bisa memberikan tekanan bagi rupiah.

Secara teknikal, rupiah yang berada di gelombang ke-empat dari Elliott Wave terus melemah. Maklum saja, gelombang (wave) 4 merupakan fase koreksi, sebelum membentuk wave 5 yang merupakan berlanjutnya tren penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.

Rupiah sebelumnya mencapai puncak wave 3 terlihat dari pola Doji yang dibentuk pada Jumat (15/10). Secara psikologis, Doji menjadi indikasi pelaku pasar sedang bingung menentukan arah, apakah lanjut menguat, atau terkoreksi.

Selain itu indikator stochastic pada grafik harian sebelumnya juga berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Ketika USD/IDR mengalami oversold, maka harga berpotensi bergerak naik, artinya rupiah mengalami pelemahan. Rupiah sudah keluar dari oversold dan Stochastic bergerak naik.

Rupiah kini sudah berada di atas Rp 14.150/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 23,6% yang ditarik pada wave ke 3. Area ini sebelumnya menjadi resisten terdekat. Artinya jika bertahan di atasnya rupiah bersiko melemah ke Rp 14.185/US$ yang kemarin sudah sempat disentuh.

Risiko koreksi wave 4 bisa mencapai Rp 14.250/US$ (Fib. Retracement 50%) di pekan ini.

Namun, jika kembali bawah Fib. Retracement 23,6%, rupiah berpeluang menguat hari ini, dengan target ke area Rp 14.070/US$ menjadi support terdekat.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211025174925-17-286438/berada-di-wave-4-koreksi-rupiah-bisa-sampai-rp-14250-us-