Posted on: Tuesday, October 19, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Aksi ambil untung (profit taking) membuat rupiah akhirnya melemah 0,25% melawan dolar AS ke Rp 14.105/US$ kemarin. Padahal di awal perdagangan sempat menguat hingga 0,36% ke Rp 14.020/US$. Sementara pada hari ini, Selasa (19/10) rupiah menanti pengumuman kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI).
BI diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober 2021. RDG BI bulan ini berlangsung pada 18-19 Oktober 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.
Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada dissenting opinion.
Pelaku pasar akan menanti pernyataan-pernyataan yang menunjukkan bagaimana kesiapan BI menghadapi tapering bank sentral AS (The Fed) yang kemungkinan terjadi pada bulan depan. Apalagi, ada ekspektasi di pasar The Fed akan menaikkan suku bunga di bulan September 2023. Sehingga pengumuman kebijakan BI kali ini bisa memberikan dampak yang signifikan ke rupiah.
Secara teknikal, koreksi rupiah kemarin semakin memperkuat kemungkinan sudah mencapai ujung gelombang ketiga dari Elliott Wave. Artinya, rupiah kini akan membentuk membentuk gelombang (wave) ke 4 yang merupakan fase koreksi, sebelum membentuk wave 5 yang merupakan berlanjutnya tren penguatan rupiah yang disimbolkan USD/IDR.
Kemungkinan rupiah sudah berada di puncak wave 3 juga terlihat dari pola Doji yang dibentuk pada Jumat pekan lalu. Secara psikologis, Doji menjadi indikasi pelaku pasar sedang bingung menentukan arah, apakah lanjut menguat, atau terkoreksi.
Selain itu indikator stochastic pada grafik harian juga berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Ketika USD/IDR mengalami oversold, maka harga berpotensi bergerak naik, artinya rupiah mengalami pelemahan.
Area Rp 14.150/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 23,6% yang ditarik pada wave ke 3, menjadi resisten terdekat yang akan menahan koreksi rupiah. Jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.185/US$.
Risiko koreksi wave 4 bisa mencapai Rp 14.250/US$ (Fib. Retracement 50%), yang bisa terjadi di pekan ini.
Meski demikian, rupiah juga masih memiliki peluang menguat bahkan menembus ke bawah Rp 14.000/US$ di pekan ini. Syaratnya, selama bertahan di bawah Fib. Retracement 23,6% di kisaran Rp 14.150/US$. Target penguatan terdekat yang berpotensi dicapai hari ini Rp 14.070/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211018210948-17-284833/harap-maklum-kalau-melemah-lagi-rupiah-dalam-fase-koreksi