Posted on: Thursday, October 14, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Rupiah kemarin berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.215/US$, setelah sebelumnya sempat menguat dan melemah tipis. Pergerakan tersebut menunjukkan pelaku pasar menanti rilis data inflasi AS serta notula rapat kebijakan moneter The Fed (bank sentral AS).
Yang menarik, indeks dolar AS justru jeblok 0,46% pada perdagangan kemarin, dan berlanjut lagi 0,07% ke 94,018 pagi ini. Padahal inflasi di AS kembali menanjak, sementara The Fed membuka peluang mulai melakukan tapering pada pertengahan November.
Inflasi di bulan September dilaporkan tumbuh 0,4% dari bulan sebelumnya, lebih tinggi dari hasil polling Reuters terhadap para ekonom sebesar 0,3%. Sementara itu dibandingkan September 2020, inflasi melesat 5,4%, lebih tinggi dari pertumbuhan bulan Agustus 5,3% year-on-year (YoY).
Melihat jebloknya indeks dolar AS tersebut, rupiah tentunya memiliki ruang untuk menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (14/10).
Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan, mengingat rupiah kemarin berakhir stagnan. Sejak bulan September rupiah yang disimbolkan USD/IDR bergerak sideways dengan batas atas di kisaran Rp 14.280/US$ dan batas bawah di Rp 14.185/US$.
Sideways artinya rupiah cenderung bergerak dalam rentang harga tersebut. Meski batas atasnya sempat ditembus dua pekan lalu, tetapi rupiah kini bisa diuntungkan dari munculnya Dragonfly Doji. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, jika muncul saat tren naik maka harga berpotensi berbalik turun.
Mengingat rupiah disimbolkan USD/IDR, jika berbalik turun artinya rupiah menguat. Dan benar saja, sejak muncul pola tersebut rupiah mengalami penguatan.
Alhasil rupiah kembali berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200 sepanjang pekan lalu. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang bisa memberikan tenaga menguat.
Sementara itu, melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought) membuat ruang penguatan rupiah terbuka. Tetapi sekali lagi harus menembus area Rp 14.200/US$ masih menjadi support terdekat, dengan target ke Rp 14.185/US$ hingga Rp 14.170/US$.
Sementara resisten berada di kisaran Rp 14.230/US$, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.250/US$ hingga Rp 14.280/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211014080527-17-283766/dolar-as-terpuruk-rupiah-bisa-tembus-rp-14200-us--donk