Corporate Action

 

Meski Berat, Rupiah Masih Punya Peluang Menguat

Posted on: Tuesday, September 21, 2021

 

Jakarta, CNBC Indonesia

Rupiah melemah 0,11% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.240/US$. Pelaku pasar yang wait and see jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) membuat rupiah berada di posisi tidak menguntungkan. Maklum saja, sebagai mata uang emerging market, ketika pelaku pasar mulai berhati-hati, rupiah menjadi kurang menarik.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (21/9) rupiah juga masih berisiko tertekan. Sebab, sentimen pelaku pasar sedang memburuk akibat kasus Evergrande yang membuat bursa saham global terpuruk. Namun, bukan berarti peluang menguat tertutup. Hari ini, ada Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan kebijakan moneter hari ini. Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2021 pada 20-21 September. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tidak berubah.

Seluruh institusi yang terlibat dalam konsensus sepakat bulat memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 3,5%. Aklamasi, tidak ada dissenting opinion. Meski demikian, ada kabar baik dari dalam negeri. Untuk wilayah Jawa-Bali sudah tidak ada lagi yang masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang juga memperpanjang PPKM Jawa-Bali hingga 4 Oktober mendatang.

Pemerintah juga melakukan penyesuaian aktivitas masyarakat dalam ketentuan terbaru PPKM yang berlaku hingga dua pekan depan. Salah satunya adalah uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/mal bagi anak-anak di bawah 12 tahun.

"Akan dilakukan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan mal bagi anak-anak di bawah usia kurang dari usia 12 tahun dengan pengawasan dan pendampingan orang tua," ujar Luhut dalam keterangan pers, Senin (20/9/2021).

Menurut dia, kebijakan itu akan diterapkan di wilayah Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Secara teknikal, sepanjang September rupiah yang disimbolkan USD/IDR bergerak sideways dengan batas atas di kisaran Rp 14.280/US$ dan batas bawah di Rp 14.185/US$. Sideways artinya rupiah cenderung bergerak dalam rentang harga tersebut. Kemudian, Pola Hammer masih menjadi risiko utama rupiah.

Sementara tekanan koreksi dari indikator stochastic yang oversold sudah meredah. Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Kini, Stochastic sudah keluar dari wilayah oversold, tinggal pola Hammer yang menjadi sinyal pembalikan arah.

Pola Hammer tersebut masih menjadi mimpi buruk bagi rupiah, pada perdagangan Kamis (9/9) rupiah menutup perdagangan di atas pola tersebut. Artinya, pola Hammer terkonfirmasi sebagai pola pembalikan arah, rupiah patut waspada. Pola Hammer baru batal ketika rupiah melewati tail (ekor) di Rp 14.170/US$.

Meski demikian, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200 sepanjang pekan lalu. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang bisa memberikan tenaga menguat. Selain itu, rupiah juga sudah menembus ke bawah bullish trend line (garis warna merah) yang menguntungkan dolar AS.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.200/US$, jika dilewati maka target selanjutnya Rp 14.170/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa Rupiah menuju Rp 14.150 hingga Rp 14.120/US$, dan membuka peluang ke Rp 14.000an/US$ jika area tersebut juga dilewati.

Sementara resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.230/US$ hingga Rp 14.250/US$. Jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.280/US$ hingga Rp 14.290/US$ yang merupakan MA 200. Penembusan di atas level tersebut akan membuat rupiah merosot di pekan ini ke menuju Rp 14.350/US$.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210921073510-17-277807/meski-berat-rupiah-masih-punya-peluang-menguat"