Posted on: Tuesday, August 24, 2021
Jakarta, CNBC Indonesia
Dolar Amerika Serikat (AS) tanpa perlawanan awal pekan kemarin, rupiah mampu mencetak penguatan 0,28% ke Rp 14.410/US$ dan tidak pernah mencicipi zona merah. Meredupnya kemungkinan tapering di tahun ini membuat keperkasaan dolar AS mulai luntur yang membuat rupiah berpeluang melanjutkan penguatan pada hari ini, Selasa (24/8/2021).
Presiden bank sentral AS (The Fed) wilayah Dallas, Robert Kaplan, pada Jumat lalu mengatakan akan mempertimbangkan kembali tapering dalam waktu dekat jika penyebaran virus corona mengganggu pemulihan ekonomi AS. Kaplan merupakan salah satu angota The Fed yang hawkish atau pro pengetatan moneter. Sehingga komentarnya yang akan menunda tapering memberikan dampak signifikan ke dolar AS.
Selain itu, pertemuan Jackson Hole di AS yang seharusnya berlangsung selama 3 hari mulai Kamis (26/8/2021), akhirnya dilakukan secara daring pada hari Jumat akibat lonjakan kasus virus corona.
Pelaku pasar akan mencari petunjuk lebih detail mengenai tapering dalam pertemuan tersebut, sebab akan dihadiri oleh bank sentral, menteri keuangan, akademisi hingga praktisi pasar finansial di dunia.
Selain itu dari dalam negeri, pemerintah menurunkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat level 4 menjadi level 3 di beberapa kabupaten di Jawa-Bali, termasuk Jabodetabek.
"Untuk pulau Jawa dan Bali, wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan beberapa wilayah kota/kabupaten lainnya sudah bisa berada pada level 3 mulai 24 Agustus 2021," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (23/8/2021).
Dengan penurunan tersebut tentunya ada beberapa pelonggaran lagi, yang bisa membuat roda bisnis berputar lebih kencang.
Secara teknikal, rupiah kini berada di bawah atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), dan penguatan kemarin masih tertahan MA 100 di kisaran Rp 14.400/US$. Jika level tersebut berhasil ditembus secara konsisten pada hari ini, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.370/US$.
Indikator stochastic kini bergerak naik, setelah sebelumnya sempat mendekati wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Sehingga selama tertahan di atas MA 100, rupiah berisiko kembali melemah ke Rp 14.430/US$, sebelum menuju Rp 14.450 hingga 14.460/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20210824075101-17-270670/rupiah-bakal-perkasa-hari-ini-ada-keraguan-soal-tapering"