Posted on: Friday, December 4, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,07% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.100/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Pelemahan rupiah terjadi akibat kecemasan akan kemungkinan diterapkannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat, dan menghambat pemulihan ekonomi.
Kecemasan tersebut berisiko meningkat sebab kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) kembali "meledak" dan mencetak rekor.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, bahkan mengatakan penambahan kasus tersebut tidak bisa ditoleransi.
"Kita bisa melihat dalam beberapa hari terakhir kita mencatatkan rekor-rekor baru. Sebelumnya kita belum pernah mencapai di atas 5.000, tapi sayangnya kasus positif semakin meningkat bahkan per hari ini menembus lebih dari 8.000 kasus. Ini angka yang sangat besar dan tidak bisa ditolerir," ujar Prof Wiku, dalam konferensi pers Kamis (3/12/2020).
Hal tersebut tentunya berisiko memberikan tekanan bagi rupiah pada perdagangan hari ini, Jumat (4/12/2020). Meski demikian, rupiah juga berpeluang untuk menguat sebab dolar AS sedang boncos. Hal tersebut terlihat dari indeks dolar AS yang terus merosot di pekan ini. Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut kembali turun 0,07% dan berada di level terendah dalam lebih dari 2 tahun terakhir.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih dekat level psikologis Rp 14.000/US$. Rupiah masih jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga momentum penguatan masih ada.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian sudah keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang keluar dari wilayah oversold berarti tekanan bagi rupiah mulai berkurang.
Support terdekat di kisaran kisaran Rp 14.090/US$ penembusan konsisten bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat ke Rp 14.050/US$. Jika level tersebut juga dilewati, rupiah berpotensi menuju level psikologis Rp 14.000/US$.
Jika level psikologis tersebut ditembus, rupiah berpotensi menuju level Rp 13.810/US$ sebelum akhir tahun.
Sementara itu, resisten berada di kisaran Rp 14.130/US$, jika ditembus dan tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.150/US$, sebelum menuju Rp 14.200/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201204082332-17-206767/kasus-covid-19-meledak-saat-dolar-as-rontok-rupiah-melesat"