Posted on: Thursday, November 19, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% ke Rp 14.050/US$ pada perdagangan Rabu kemarin, setelah membukukan penguatan tajam 0,86% dalam 2 hari sebelumnya.
Pada Selasa lalu, rupiah sempat menyentuh level "angker" alias level psikologis Rp 14.000/US$, pada pekan lalu bahkan sempat ditembus, tetapi sayang masih belum mampu mengakhiri perdagangan di bawahnya.
Penguatan tajam tersebut, dan rupiah yang berada di level terkuat 5 bulan terkahir memicu aksi ambil untung (profit taking) yang membuat rupiah melemah kemarin. Apalagi hari ini, Kamis (19/11/2020), Bank Indonesia akan mengumumkan hasil Rapat Kebijakan Moneter (RDG).
Gubernur BI, Perry Warjiyo ,dan sejawat menggelar RDG pada 18-19 November 2020. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate masih bertahan di 4%.
Dari 13 ekonom/analis yang terlibat dalam pembentukan konsensus, delapan di antaranya memperkirakan suku bunga acuan tidak akan berubah. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan adanya kejutan dari BI dengan memangkas suku bunga.
Selain itu pelaku pasar tentunya akan melihat petunjuk-petunjuk dari Gubernur Perry, mengenai kondisi perekonomian, stabilitas finansial, nilai tukar rupiah, hingga arah kebijakan moneter ke depannya.
BI hingga saat ini masih "merestui" rupiah untuk terus menguat, baik Gubernur Perry dan pejabat BI lainnya berulang kali mengatakan rupiah masih undervalue.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini bergerak jauh di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya ada risiko rupiah akan terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking), dengan resisten berada di kisaran Rp 14.080/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.115/US$, sebelum menuju Rp 14.150/US$.
Sementara itu support terdekat berada di kisaran level "angker"14.000/US$, penembusan di bawah level tersebut akan membawa rupiah ke Rp 13.975/US$.
Rupiah berpeluang menuju 13.810/US$ di pekan ini jika mampu menembus dan mengakhiri perdagangan hari ini di bawah level "angker" tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201119082544-17-202931/pak-perry-mohon-petunjuk-rupiah-gatal-jebol-rp-14000-us-"