Posted on: Monday, November 9, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah pada pekan lalu, menguat nyaris 3% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.190/US$. Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya melemah sekali pada Senin (2/11/2020), sisanya melesat selama 4 hari beruntun.
Pemilihan presiden (pilpres) di Amerika Serikat (AS0 menjadi pemicu utama penguatan IHSG. Calon dari Partai Demokrat, Joseph 'Joe' Biden yang diproyeksikan
Hari Minggu (8/11/2020) kemarin, Joe Biden memperoleh electoral vote sebanyak 279, berdasarkan data NBC News. Artinya, Biden memenangi pilpres kali ini, sebab dibutuhkan minimal 270 electoral vote untuk menang.
Artinya, laju penguatan rupiah berpeluang berlanjut pada hari ini, Senin (9/11/2020). Kemenangan Biden dianggap menguntungkan negara-negara emerging market seperti Indonesia, sebab perang dagang AS-China kemungkinan akan berakhir atau setidaknya tidak memburuk. Selain itu, stimulus fiskal juga akan lebih besar ketimbang yang akan digelontorkan Trump dan Partai Republik.
Nancy Pelosi, Ketua House of Representative (DPR) dari Partai Demokrat sebelumnya mengajukan stimulus fiskal dengan nilai US$ 2,2 triliun, yang tidak disepakati oleh Pemerintahan Trump, dan ditolak oleh Partai Republik.
Semakin besar stimulus artinya semakin banyak uang yang beredar di perekonomian, secara teori dolar AS akan melemah. Selain itu, inflasi juga berpotensi meningkat.
Negara-negara emerging market seperti Indonesia juga berpotensi kecipratan aliran modal yang membuat rupiah perkasa.
Terbukti sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli bersih mencapai Rp 1,2 triliun, sementara di pasar obligasi pada hari Kamis (5/11/2020) aksi beli Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 4,5 triliun.
Secara teknikal, rupiah kini bergerak jauh di bawah Kemudian rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA 50), 100 hari (MA 100), dan 200 hari (MA 200), sehingga memberikan momentum penguatan.
Hal tersebut memberikan momentum penguatan yang cukup besar, sehingga Mata Uang Garuda berpotensi terus melaju.
Support terdekat di kisaran Rp 14.160/US$, jika ditembus rupiah berpotensi menguat ke Rp 14.125 hingga 14.100/US$ hari ini.
Dalam sepekan, rupiah memiliki potensi ke Rp 13.970/US$ jika mampu menembus support kuat di Rp 14.070/US$.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian yang berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya ada risiko rupiah akan terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking), dengan resisten berada di kisaran Rp 14.240/US$. Jika dilewati, rupiah berisiko melemah lebih jauh ke Rp 14.310/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201109083536-17-200257/biden-menang-rupiah-bisa-ke-bawah-rp-14000-us--pekan-ini"