Posted on: Monday, November 2, 2020
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah mencatat penguatan 0,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.620/US$ pada pekan lalu dalam perdagangan yang singkat, 2 hari saja.
Pada Rabu hingga Jumat, pasar di dalam negeri libur cuti bersama dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis (29/10/2020).
Mata Uang Garuda juga sukses membukukan penguatan 5 pekan beruntun.
Rupiah memiliki peluang melanjutkan penguatan pada hari ini, Senin (2/11/2020) melihat mata uang utama Asia bervariasi pada pekan lalu. Artinya, saat pasar dalam negeri libur, beberapa mata uang utama Asia masih mampu menguat, dan rupiah ada peluang untuk menyusul.
Dolar AS memang sedang perkasa, tapi sebenarnya juga menanti
Setelah pilpres selesai, maka fokus akan tertuju pada stimulus fiskal di AS. Cepat atau lambat stimulus tersebut akan cair, dan saat itu terjadi jumlah uang yang bereda di perekonomian akan bertambah. Secara teori, dolar AS akan melemah.
Tekanan bagi dolar AS akan lebih besar seandainya Joseph 'Joe' Biden calon dari Partai Demokrat memenangi pilpres, sebab stimulus fiskal diperkirakan akan lebih besar ketimbang jika Donald Trump melanjutkan periode permerintahannya.
Survei yang dilakukan oleh NBC News/Wall Street Journal menunjukkan Joe Biden unggul dengan memperoleh 52% suara dalam survei tersebut, sementara Donald Trump 42%.
Secara teknikal, pada grafik harian rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Descending Triangle. Dengan batas bawah berada di kisaran Rp 14.600/US$.
Sementara itu, indikator stochastic pada grafik harian sudah mulai keluar dari wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang mulai keluar dari wilayah setidaknya mengurangi tekanan bagi rupiah.
Ruang pengutan rupiah terbuka ke bawah bawah Descending Triangle Rp 14.600/US$. Jika level tersebut mampu ditembus, Mata Uang Garuda berpeluang menguat lebih jauh.
Sementara itu resisten berada di Rp 14.660/US$, jika dilewati berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$.
Resisten kuat ada di Level Rp 14.730/US$, yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Level tersebut diperkuat dengan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50) yang digambarkan dengan garis hijau, berada di kisaran Rp 14.730/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201102084517-17-198478/berjaya-5-pekan-beruntun-apa-rupiah-masih-bisa-menguat"