Corporate Action

 

Stimulus AS Bentar Lagi Cair, Rupiah Siap Berjaya!

Posted on: Tuesday, October 20, 2020

 

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berakhir stagnan melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.680/US$ pada perdagangan Senin kemarin (19/10), setelah sempat keluar masuk zona merah dan hijau.

Data pertumbuhan ekonomi China yang menunjukkan peningkatan membuat rupiah menguat di awal perdagangan kemarin.

Biro Statistik Nasional China mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 sebesar 4,9% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Pertumbuhan tersebut masih di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan 5,2%, tetapi sudah cukup menunjukkan pemulihan ekonomi V-Shape saat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) berhasil dihentikan.

Pemulihan ekonomi V-Shape artinya setelah merosot tajam, perekonomian langsung bisa bangkit dengan cepat. Pada kuartal II-2020 lalu, ekonomi China tumbuhan 3,2% YoY setelah berkontraksi (pertumbuhan negatif) 6,8% YoY di kuartal I-2020.

Namun, pasar masih berhati-hati menanti kepastian stimulus fiskal di AS, yang membuat rupiah masuk ke zona merah.

Ketua DPR (House of Representatif) yang berasal dari Partai Demokrat, Nancy Pelosy, memberikan tenggat waktu 48 jam sejak hari Minggu kemarin untuk mencapai kesepakatan dengan Pemerintah AS guna mencairkan stimulus sebelum pilpres.

Artinya, masih ada peluang hingga Selasa waktu AS apakah stimulus akan cair atau tidak. Berapa besarnya stimulus yang akan digelontorkan masih menjadi perdebatan, Partai Demokrat yang menguasai DPR AS mengusulkan US$ 2,2 triliun, yang dianggap terlalu besar oleh Pemerintah AS yang mengusulkan US$ 1,8 triliun.

Kini ada kabar bagus, sebagaimana dilansir CNBC International, juru bicara Pelosi, Drew Hammill mengatakan perbedaan pendapatan kedua belah pihak sudah mulai berkurang.

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik pada perdagangan Selasa (20/10/2020) pagi, yang dapat memberikan tenaga bagi rupiah untuk menguat. Jika pada akhirnya stimulus cair, maka peluang rupiah untuk melaju kencang terbuka lebar.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan sebab rupiah berakhir stagnan kemarin, bahkan sejak pekan lalu juga tidak banyak bergerak. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR kini berada di bawah US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Level tersebut diperkuat dengan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average/MA50) yang digambarkan dengan garis hijau, berada di kisaran Rp 14.730/US$.

Selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang terus menguat, tetapi jika balik lagi di atas level kunci, mata uang Garuda akan kembali melemah.

Indikator stochastic pada grafik harian kini mulai mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang belum masuk wilayah jenuh jual memberikan ruang penguatan bagi rupiah.

Selain itu, penguatan rupiah juga terjadi setelah munculnya pola Double Top sejak Jumat (25/9/2020). Pola ini menjadi sinyal pembalikan arah, artinya rupiah memiliki peluang menguat.

Namun, untuk menguat lebih jauh, rupiah perlu menembus dan mengakhiri perdagangan di bawah Neckline Rp 14.640/US$.

Puncak Double Top berada di level Rp 14.950/US$, hingga ke Neckline Rp 14.640/US$, artinya ada jarak Rp 310. Sehingga jika rupiah berhasil melewati dan bertahan di bawah Neckline, rupiah memiliki peluang menguat Rp 310, yakni di Rp 14.330/US$ dalam jangka menengah.

Sementara itu resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.700/US$, jika ditembus rupiah berisiko melemah ke level kunci Rp 14.730/US$. Rupiah berisiko semakin tertekan seandainya level tersebut juga dilewati.



TIM RISET CNBC INDONESIA
Sumber: "https://www.cnbcindonesia.com/market/20201020080135-17-195552/stimulus-as-bentar-lagi-cair-rupiah-siap-berjaya"