Corporate Action

 

Rupiah Siap Lanjutkan Penguatan, Tetapi Waspada Pola Hammer!

Posted on: Tuesday, November 16, 2021

 

Jakarta, CNBC Indonesia

Kabar baik dari dalam negeri membuat rupiah sukses melanjutkan kinerja impresif pekan lalu. Kemarin rupiah mampu membukukan penguatan 0,16% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.210/US$ setelah menguat 0,64% sepanjang pekan lalu. Peluang penguatan rupiah juga masih terbuka pada perdagangan hari ini, Selasa (16/11).

Meski tidak besar tetapi penguatan pada pekan terbilang impresif, sebab indeks dolar AS sepanjang pekan lalu melesat 0,86% ke 95,128, level tertinggi sejak Juli 2020.

Rupiah kemudian mendapat sentimen positif lagi kemarin setelah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$ 22,03 miliar, naik 53,35% secara year-on-year (YoY) dan 6,89% dibandingkan bulan sebelumnya.

Realisasi ini juga membawa ekspor Indonesia kembali menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sementara impor dilaporkan mencapai US$ 16,29 miliar, naik 51,06% YoY.

Dengan nilai ekspor dan impor tersebut, surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober sebesar US$ 5,74 miliar. Surplus tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya US$ 4,74 miliar yang tercatat pada Agustus lalu.

Selain mencatat rekor, neraca perdagangan Indonesia sudah mengalami surplus dalam 18 bulan beruntun. Surplus neraca perdagangan akan sangat membantu kinerja transaksi berjalan. Saat transaksi berjalan semakin sehat, maka nilai tukar rupiah akan lebih stabil.

Secara fundamental rupiah sedang mendapat tenaga untuk menguat. Tetapi secara teknikal, penguatan rupiah kemarin membentuk pola Hammer, yang merupakan sinyal kenaikan. Artinya, munculnya pola tersebut memunculkan risiko pelemahan rupiah disimbolkan USD/IDR.

Selain itu, rupiah kin berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50) di kisaran Rp 14.220/US$. Level tersebut bisa menjadi kunci pergerakan rupiah hari ini. Selama bertahan di bawahnya rupiah berpeluang kembali menguat ke Rp 14.180/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa rupiah menuju Rp 14.150/US$.

Selain itu indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya, ketika USD/IDR mencapai oversold, maka kemungkinan akan berbalik naik, rupiah berisiko terkoreksi. Stochastic yang belum mencapai oversold mennunjukkan tekanan koreksi rupiah masih minim, hanya datang dari pola Hammer. Seperti disebutkan sebelumnya, area MA 50 di kisaran Rp 14.220/US$ menjadi kunci pergerakan, jika dilewati rupiah berisiko melemah ke Rp 14.335/US$, menutup gap yang dibentuk Senin kemarin.



TIM RISET CNBC INDONESIA

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20211115173220-17-291693/rupiah-siap-lanjutkan-penguatan-tetapi-waspada-pola-hammer